Langsung ke konten utama

Spesialnya Bulan Romadhon : Nikmat Beribadah Bersama Keluarga

Bulan Romadhon adalah salah satu nama bulan dalam perkalenderan hijriah.


Jadi, aku akan menjelaskan terlebih dahulu terkait perkalenderan hijriah dan perkalenderan masehi.

📌Pada perkalenderan hijriah tahun ini adalah yang ke 1441 H. Sedangkan perkalenderan masehi, tahun ini adalah yang ke 2020. Maka, jika dihitung selisihnya adalah sekitar = 2020-1441= 579 tahun.

Mari kita baca penjelasannya.

Kalender Masehi disebut juga sebagai kalender matahari atau kalender syamsiah. Perhitungan hari berdasarkan kalender matahari ini ditetapkan dan mulai diberlakukan oleh penguasa kerajaan Romawi pada tahun 47 bernama Julius Caesar. Kalender masehi dihitung berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari. Satu tahun dalam kalender masehi adalah lamanya bumi mengelilingi matahari, yaitu 365 hari 5 jam, 48 menit, 44 detik atau setara dengan 365 ¼ hari. Oleh karena itu setiap 4 tahun sekali dalam satu tahun ada 366 hari dan disebut sebagai tahun kabisat, yang berbeda hanyalah pada bulan februari, yang biasanya 28 hari, maka disetiap tahun kabisat menjadi 29 hari.

Sedangkan Kalender Hijriah disebut juga sebagai kalender qomariah. Perhitungan kalender hijriah didasarkan pada revolusi bulan. Bulan mengelilingi bumi dalam waktu sebulan, yakni selama 29 ½  hari dikalikan 12. Hasilnya adalah 354 hari. Sistem kalender hijriah dibuat pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khattab antara tahun 586 M-644 M. Tahun pertama hijriah ditetapkan ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 M.

Karena terjadi perbedaan dalam patokan perhitungannya, maka jumlah hari dalam setiap hitungan tahunnya pun akan berbeda. 

Jika selama ini kita menghafal bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November dan Desember yang ada dalam pengkalenderan masehi.
Maka, sebagai salah satu pengetahuan, ada baiknya kita juga mengetahui dan menghafal bulan Jumadil Ula, Jumadil Akhirah, Rajab, Sya’ban, Romadhon, Syawal, Dzulqaidah,Dzulhijah, Muharom, Shafar, Rabi’ul Awal, dan Rabi’ul Akhir yang ada dalam pengkalenderan hijriah.

Lalu, kita akan membahas tentang bulan Romadhon.

Abu Huroiroh ra. mengabarkan, Muhammad Rosululloh SAW bersadba, “Apabila datang bulan Romadhon, maka dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka, serta semua setan dibelenggu.” (HR.Muslim)

Mungkin diantara kita ada yang bertanya, “Jika benar setan itu dibelenggu selama bulan Romadhon, kenapa masih saja terjadi tindak kejahatan dan kemaksiatan?” Al-Qurthubi menyatakan bahwa jumlah kejahatan dan kemaksiatan itu berkurang dari orang-orang berpuasa yang benar-benar memelihara syarat dan etika puasa. Sedangkan, setan yang dibelenggu itu tidak semuanya, melainkan hanya sebagian, yakni yang ingkar saja. Kalaupun semua setan dibelenggu, bukan berarti tidak akan terjadi kejahatan dan kemaksiatan. Perlu kita ingat bahwa maksiat dan perilaku jahat itu terjadi bukan hanya karena godaan setan, tetapi juga karena nafsu jahat dari manusia itu sendiri yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitarnya. 

Bulan Ramadhon adalah bulan yang penuh berkah sebagaimana diriwayatkan dalam HR. Agmad, An-Nasal dan Al-Baihaqi, yaitu “Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian”. 

Oleh karena itu, seluruh umat muslim di dunia ikut merayakan bulan Romadhon dengan berpuasa (shaum) selama 30 hari setiap tahunnya. Hukum menjalankan Ibadah puasa adalah wajib bagi para mukmin yang sanggup melaksanakannya dan sunnah bagi yang tidak sanggup melaksanakannya karena sakit ataupun berhalangan sesuai syariat islam.

Abu Huroiroh ra. Mengungkapkan, Muhammad Rosululloh SAW bersabda, “Siapa yang tidak berpuasa sehari pada bulan Romadhon, tanpa halangan yang diizinkan Allah atau sakit, maka tidak dapat dibayar sepanjang masa, meskipun dilaksanaknnya.” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu Majah, Baihaqi, dan Ibnu Khuzaimah). Dalam hadist ini menjelaskan bahwa orang yang sengaja tidak berpuasa pada bulan Romadhon tanpa alasan yang dibenarkan oleh hukum islam, maka ia telah kehilangan hari yang penuh berkah tersebut. Sebab, hari yang ditinggalkannya itu tidak bisa ditebus atau diganti dengan puasa pada hari yang lain.

Meskipun tahun ini dunia sedang dilanda pandemi virus corona covid-19, hal itu tidak akan mengubah kenikmatan dalam beribadah dan tidak pula mengurangi keutamaan dari bulan Ramadhon itu sendiri. Bulan Romadhon memiliki banyak keutamaan, salah satunya sebagai bulan pengampunan dosa.
 
Lantas, apa yang menjadikan Romadhon tahun ini begitu spesial?

Romadhon tahun ini mungkin sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, jika tahun lalu kita masih diperbolehkan untuk beraktivitas diluar rumah, sholat tarawih di masjid, tadarussan dengan kelompok ngaji, melakukan buka dan sahur bersama teman-teman diluar, mengikuti itikaf dan tentunya masih bisa sholat ied di masjid. 

Maka tahun ini semua aktivitas tersebut hanya boleh dilakukan dirumah, beraktivitas di dalam rumah, sholat tarawih berjamaah dirumah, tadarussan dengan seluruh anggota keluarga, buka dan sahur bersama setiap hari, menghabiskan waktu dengan mengaji dan menghafal surah-surah dalam Al-Qur’an dan insyaallah nantinya juga  akan sholat ied berjamaah didalam rumah.

Lalu apa spesialnya? Mungkin hal inilah yang tidak kita sadari. Allah memberikan Nikmat Beribadah bersama Keluarga, yaitu Allah memberikan nikmat sehat, nikmat iman, nikmat kesempatan bagi seluruh anggota keluarga agar sama-sama mengejar ridho Allah SWT. MasyaAllah.

Selalu ada hikmah dibalik musibah yang menimpah dunia, selalu ada syukur didalam hati-hati manusia yang berhusnudzon pada setiap rencana Allah SWT, dan selalu ada nikmat yang Allah berikan pada hati-hati yang ikhlas. InsyaAllah.

Baiklah aku akan mencoba berbagi cerita terkait Nikmatnya Beribadah bersama Keluarga


Aku adalah anak bungsu di dalam keluargaku, kini aku tinggal bersama Ayah, Ibu dan Kakak perempuanku yang jarak usianya denganku hanya satu tahun. Ayahku adalah seseorang yang memulai hijrahnya sejak tahun 2017, intinya Ayahku baru sangat konsisten beribadah sejak tahun itu. Ia jadi rajin sholat di masjid, belajar membaca Al-Qur’an dan senang mendengarkan kajian terutama dari Ust. Abdul Somad, dan mungkin beliaulah yang akhirnya mampu mengetuk hati Ayahku untuk berhijrah melalui dakwah yang ia sampaikan via youtube. Ayahku seketika begitu menyukai cara penyampaiannya yang tegas dan ilmunya yang masyaAllah. 

Selanjutnya adalah Ibuku, ia adalah Pegawai Swasta di sebuah Yayasan dan sebetulnya Ibuku adalah seorang guru ngaji.  Aku terakhir belajar mengaji dengannya ketika SMP karena saat itu rutinitas sekolahku sangatlah padat. Ibuku juga tidak pernah memaksaku untuk belajar mengaji, bahkan aku seolah dibiarkan saja berkembang sendiri hingga akhirnya aku pernah terbata-bata dalam mengaji ketika SMA kelas 1. Aku mulai belajar mengaji lagi di kelas 2 SMA dan sampai saat inipun aku terus berusaha memperbaiki bacaan Al-Qur’anku. Berbeda denganku, Kakak perempuanku justru sangat konsisten dalam beribadah, ia juga sangat lancar dalam mengaji. 

Romadhon tahun ini benar-benar kami jalani bersama, mulai dari mengingatkan sholat tahajud, sahur bersama, sholat subuh berjamaah, tadarussan al-qur’an, mengingatkan sholat dhuha, sholat dzuhur berjamaah, tadarussan al-qur’an lagi, menonton hafidz Indonesia bersama, sholat ashar berjamaah, hafalan surah al-qur’an, berbuka bersama, sholat magrib berjamaah, sholat isya dan tarawih berjamaah, tadarussan al-qur’an lagi, lalu diskusi ringan dan melanjutkan aktivitas masing-masing.

Ada banyak sekali kegiatan yang dilakukan bersama-sama. Meskipun saat ini, ayahku masih belajar menjadi imam yang baik, mencoba sebaik mungkin menghafalkan surah-surah pendek, dan mencoba untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’annya, aku menjadi sangat senang karena Allah memberikan nikmat pada Ayahku untuk berbenah.


Dan untungnya, Ayah memiliki Ibuku yang dengan sabar membantunya dalam belajar. Tak hanya Ibu, Aku dan kakak perempuanku juga memberikan dukungan dan kontribusi agar Ayah bisa menjadi Imam yang baik, minimal menjadi Imam bagi keluarga kami.

Dan begitulah nikmat beribadah bersama keluarga yang kurasakan.

Lalu bagaimana dengan nikmat beribadah bersama keluargamu? Ceritakan di kolom komentar ya:)

Komentar

Kangg Mas Joe mengatakan…
Ustadz Abdul Shomad; Ustadz Sejuta viewers :D
Rein mengatakan…
Menikmati ramadhan bersama keluarga sejak hari pertama nyatanya sangat menyenangkan juga ya Mbak. Ya, walaupun mungkin situasi di rumah kami tak sekental di rumah Mbak mengenai ritual keagamaannnya🍀🍀🍀
Kuskus Pintar mengatakan…
Menurutku, berkumpul bersama keluarga merupakan nikmat yang amat patut disyukuri. Nikmat yang paling nikmat masih mempunyai keluarga lengkap. Hihi baru tau mba novia anak bungsu, nggk kelihatan manja-manjanya mbak :D
Imay mengatakan…
Emang ya selalu ada hikmah dibalik setiap ujian. Dibalik corona, aku bisa sering kumpul bareng keluarga. Padahal sebelum corona aku jarang pulang 😅😂
Tegar Gilang Widianto mengatakan…
Salah satu kebahagiaan syurga yang turun ke muka bumi ini ialah, berkumpul bersama-sama orang sholeh-sholehah. Dan yang lebih membahagiakan lagi adalah, salah banyak dari orang-orang itu ialah keluarga kita sendiri.

Postingan populer dari blog ini

2019 : Perjuangan Raih Gelar Sarjana!

Setelah berhasil melalui ujian kehidupan sepanjang akhir tahun 2017 hingga pertengahan tahun 2018, Akupun kembali mengurus semua urusanku sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Akupun kembali mendaftarkan diri sebagai Mahasiswi aktif semester 7 di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Saat melakukan pendaftaran ulang, aku hanya bisa mengambil mata kuliah PLKH (Pendidikan Latihan Kemahiran Hukum) yang terdiri dari 10 sks. Hal ini dikarenakan pada semester 6, aku telah mengambil matakuliah dengan bobot sebanyak 136 sks. Berdasarkan ketentuan kurikulum Fakultas, setiap mahasiswa harus memenuhi syarat studi 152 sks untuk lulus, sementara diriku sudah melampaui bahkan lebih 2 sks apabila 136 sks+ 10 sks PLKH + 4 sks KKL + 4 sks Srkripsi, maka totalnya menjadi 154 sks.  Pada semester 7, rutinitasku lebih teratur dan tidak semua kesempatan kuambil saat itu . Aku belajar menjalani hidup dengan lebih hati-hati. Selain PLKH, akupun menyempatkan diri untuk mengikuti kelas TOEFL Pre...

Episode Penting Yang Tak pernah Kurencanakan

Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun berganti tahun merangkai satuan waktu yang membentuk episode baru. Jika sebelumnya ada banyak episode yang kurencanakan, maka kali ini aku menemukan Episode Penting Yang Tak Pernah Kurencanakan. Saking pentingnya, episode inilah yang mampu menghantarkanku pada cita-cita dan tujuanku di dunia yang serba sementara ini dan di akhirat yang sangat kekal, InsyaAllah. Episode itu adalah Dodo. (Februari 2020) Nama yang tidak pernah kalian dengar setiap aku menceritakan kisah asmaraku. Namun nama ini tidak pernah absen ketika aku menceritakan kisah persahabatanku. Bukankah Narasi yang kubangun tentang Dodo teramat baik? Bukankah kubilang bahwa Dodo adalah orang pertama yang kutemui dan kumintai pertolongan setibanya di tanah Jawa saat hendak melanjutkan studi strata-2 di kota kembang itu? Bukankah aku bilang bahwa persahabatanku dan Dodo sudah pada level sebasengan. Yang art...