Langsung ke konten utama

Postingan

Menikah! (Episode Baru Tiap Hari)

Gak nyangka menikah itu seluar biasa iniiii~ Yuk simak ceritaku.. Well, aku baru banget nikah sama Mamas itu 5 Februari 2023, kalo dihitung-hitung yaa belum ada sebulan. Tapi percaya atau enggak, menikah itu memuat episode baru tiap hari. Kenapa aku bilang begitu? Yaa karena tiap hari aku menemukan hal-hal baru yang belum pernah kutemui sebelumnya. 1. Menetap di tanah Rantau Sebagai orang yang lahir dan berkembang di Pulau Sumatera, jauh dari rumah adalah sebuah tantangan tersendiri bagi kami. Novi dan Mamas tentunya sangat nyaman tinggal di Palembang. Selain dekat dengan orangtua, kami punya circle dan jejaring yang baik di kota pempek itu. Terlebih kami berdua memang suka sekali makan makanan palembang seperti pempek, kemplang, tekwan, model, dan sebagainya yang tidak kami temui di tanah rantau. Maksudnya, kualitas makanan dan harganya yang tidak sama hehehe. Tidak hanya tentang makanan, menetap di tanah rantau adalah pilihan yang terbilang tidak m
Postingan terbaru

Episode Penting Yang Tak pernah Kurencanakan

Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun berganti tahun merangkai satuan waktu yang membentuk episode baru. Jika sebelumnya ada banyak episode yang kurencanakan, maka kali ini aku menemukan Episode Penting Yang Tak Pernah Kurencanakan. Saking pentingnya, episode inilah yang mampu menghantarkanku pada cita-cita dan tujuanku di dunia yang serba sementara ini dan di akhirat yang sangat kekal, InsyaAllah. Episode itu adalah Dodo. (Februari 2020) Nama yang tidak pernah kalian dengar setiap aku menceritakan kisah asmaraku. Namun nama ini tidak pernah absen ketika aku menceritakan kisah persahabatanku. Bukankah Narasi yang kubangun tentang Dodo teramat baik? Bukankah kubilang bahwa Dodo adalah orang pertama yang kutemui dan kumintai pertolongan setibanya di tanah Jawa saat hendak melanjutkan studi strata-2 di kota kembang itu? Bukankah aku bilang bahwa persahabatanku dan Dodo sudah pada level sebasengan. Yang art

Siapkah Kita untuk Menikah?

Dalam islam, hukum pernikahan dapat digolongkan dalam lima kategori yaitu wajib, sunnah, makruh, mubah dan haram. Hal ini tergantung dengan kondisi dan kesiapan masing-masing. Maka pertanyaan "Siapkah Kita untuk Menikah?" sangat berkorelasi dengan hukum pernikahan yang akan dijalani. Macam-macam hukum pernikahan dalam islam: 1. Hukum menikah menjadi wajib apabila seseorang telah mampu, baik secara fisik maupun finansial. Sedangkan bila ia tidak segera menikah dikhawatirkan berbuat zina. 2. Dasar hukum menikah menjadi sunnah  apabila seseorang menginginkan sekali punya anak dan tak mampu mengendalikan diri dari berbuat zina namun belum memiliki kesiapan fisik dan finansial. 3. Hukum nikah menjadi makruh apabila seseorang ingin menikah tetapi tidak berniat memiliki anak, juga ia sebetulnya masih mampu menahan diri dari berbuat zina. Padahal apabila ia menikah ibadah sunnahnya akan terlantar. 4. Seseorang yang hendak menikah tetapi mampu menahan diri dari berbuat zina, maka huk

Nasihat untuk diri sendiri

Seperti kata para orang bijak, memberi nasihat lebih mudah dibanding menerima nasihat. Mengapa demikian? Karena ungkapan "memberi nasihat" itu artinya "masalah" tidak ada pada dirinya. Ia bahkan mencoba memberi solusi pada masalah yang belum pernah ia hadapi. Biasanya nasihatnya standar, "Kamu yang sabar"; "Kamu yang ikhlas"; dan nasihat saran lainnya yang meneduhkan namun terkadang sulit diterima oleh si penerima nasihat. Wajar saja sulit, menerima nasihat saat dalam keadaan sakit, sukar, susah, memang membuat pedih relung hati. Tapi dibanding menyalahkan orang lain yang berusaha berbuat baik, mengapa tidak dicoba dari diri sendiri. Ya, memberi nasihat untuk diri sendiri. Lalu bagaimana caranya? Caranya tidak sulit, namun juga tidak mudah. Lakukan ini dalam keadaan sadar dan penuh harapan. Pertama , tarik nafas yang dalam. Lalu hembuskan. Lakukan berkali kali hingga merasa cukup tenang. Kemudian , berterimakasihlah pada diri sendiri. Hal ini me

Aku dan Riwayat Penyakitku

Sebagai  manusia biasa, ada kalanya kita terkena penyakit ataupun musibah yang menyerang daya tubuh. Begitupula dengan diriku, sejak usia balita aku pernah mengalami penyakit step. Step adalah kejang demam yang juga berpotensi menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan benar. (Aku menganggap peristiwa ini adalah sebuah karunia dari Allah SWT, pasalnya aku berhasil melewati masa kritis pertamaku).  Setelah kejadian itu, aku jarang sekali sakit. Aku bahkan tumbuh menjadi anak yang sehat dengan postur tubuh yang gemuk gempal dan menggemaskan.  Namun, ketika kelas 3 SD, aku kembali mengalami step. Penyakit itu ternyata muncul lagi. Nyaris 1 bulan aku libur sekolah. Aku yang sulit sekali mengkonsumsi obat, harus menggunakan pisang sebagai penawarnya. Pisang putri adalah favoritku dan jika ibu tidak membelikannya maka aku menolak untuk makan obat. Aku memang sangat keras kepala. Aku bahkan rela mati jika tidak ada pisang (saat itu). Jika diingat-ingat betapa konyolnya diriku. Setelah i

Cerita tentang Kostanku

Bulan juni 2022 lalu, Aku sempat mengunjungi Bandung untuk mencari kostan. Saat itu, aku ditemani oleh Nadya dan Atikah, sahabat shalihahku.  Sebelum mencari kostan, kami menghabiskan waktu untuk sarapan pagi dan ngobrol-ngobrol seputar lpdp dan dunia kampus. Lalu kami menuju kampusku yang berada di Jalan Banda itu karena Aku berencana untuk ngekost di daerah dekat Kampus. Bukan satu dua tempat yang kami kunjungi, bukan pula satu dua sumber yang jadi patokan kami. Wah, cari kostan di Bandung tidak semudah yang kupikirkan. Sampai lelah kaki kaki kedua sahabat shalihaku ini. Sampai akhirnya kami menemukan satu yang paling cocok dan lokasinya lumayan dekat dengan Kampus. Namanya Kost Bara 6, harganya 1,1jt/bulan. Kenapa bisa semahal itu? Karena lokasinya memang di pusat kota. Dan itu sebetulnya harga standar di kota Bandung. Lagipula living allowance dari LPDP lebih dari cukup untuk harga segitu. Betul kan teman-teman? Keesokan harinya aku pulang ke Depok dan beberapa hari be

Bandung's Life

14 Agustus 2022 adalah hari dimana aku meninggalkan kota Palembang. Kota yang dipenuhi oleh orang-orang terkasih. Kepergiaanku kali ini memang akan cukup lama karena tujuannya untuk melanjutkan studi di Kota Bandung, tepatnya di Magister Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran. Tepat pukul 09.00 WIB, Ibu dan kakak perempuanku mengantarkanku ke Bandara.  Ayah memang sengaja tidak ikut karena kondisi kesehatannya saat itu tidak terlalu baik. Lagipula ini bukan kepergianku yang pertama.  Namun takbisa kupungkiri bahwa ini adalah kepergianku yang terlama. Jika selama ini aku hanya pergi paling lama selama 40 hari, namun kali ini sepertinya aku akan menghabiskan ratusan hari di tanah rantau. Setibanya di Jakarta, aku sempat bertemu Dodo, teman sepermainanku pasca kampus. Dodo yang bekerja di daerah Tanggerang menyempatkan diri untuk bertemu denganku di Bandara Soetta. Kami menghabiskan waktu bersama hanya untuk sekedar sholat, makan dan mengobrol. Dodo juga me