Langsung ke konten utama

Aku dan LPDP

Halo semuanya. Tulisan ini sebenarnya sudah dirancang sejak 31 Agustus 2021, saat Aku resmi dinyatakan lolos seleksi wawancara LPDP. Tapi, saat itu aku belum memiliki LoA, jadi rasanya belum pantas untuk bercerita tentang bagaimana pengalamanku mendapatkan beasiswa ini. 
Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) adalah sebuah lembaga pengelola dana abadi untuk mendanai beasiswa yang berada di bawah pengawasan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Beasiswa ini meliputi :
sumber : Buku Panduan Beasiswa LPDP

Hari ini aku memutuskan untuk bercerita dari A-Z. Anggap saja sebagai rasa syukurku karena telah mendapatkan LoA resmi dari salah satu kampus impian.
Dalam seleksi beasiswa LPDP, aku memilih UI, UNPAD dan UNILA untuk dijadikan sebagai  kampus tujuan karena letaknya paling dekat dengan Sumatera Selatan dan masih sangat mungkin untuk dijangkau. Tapi pada akhirnya UNPAD (Universitas Padjadjaran)lah yang menjadi pilihanku untuk menimba ilmu pada program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum.

Keinginan untuk lanjut studi memang sudah aku pikirkan sejak 3 tahun yang lalu. Bahkan beberapa bulan sebelum aku resmi diwisuda. Aku telah berencana untuk melanjutkan studi di salah satu kampus terkemuka di Indonesia. Hanya saja saat itu, pandemi melanda, beasiswa LPDP tidak buka sepanjang tahun 2020 dan baru kembali buka pada Maret 2021.

Aku mengikuti Tahap 1 Gelombang 1 Jalur Afirmasi. Sebagai Alumni Beasiswa Bidikmisi sekaligus Beasiswa Aktivis Nusantara (Bakti Nusa). Nampaknya hidupku memang ditakdirkan dengan penuh beasiswa ya. Tapi ingat pesanku yang ini, "Jika kelak kualitas kehidupanku sangat baik dan secara finansial sangat mapan, maka aku tidak memperbolehkan anak-anakku untuk daftar beasiswa. Beasiswa yang kuotanya sangat terbatas haruslah tepat sasaran. Aku ingin anakku menikmati uang ummi dan abinya secara layak dan pantas. Aku tidak ingin anakku berhutang pada negara sebagaimana yang kulakukan saat ini."

Proses seleksi beasiswa LPDP dibagi menjadi 3 bagian dan dilaksanakan secara online.
Yang pertama, Seleksi Berkas.
Pada tahap ini kita wajib mengisi semua borang pertanyaan dengan lengkap dan sedetail mungkin. Jangan pernah meremehkan tahap ini, apalagi menganggapnya sebagai tahap formalitas belaka. Ada banyak sekali yang gagal dalam tahap ini karena abai dan merasa LPDP akan meluluskan saja. Padahal tidak demikian. Justru seleksi berkas adalah seleksi yang melihat keseriusan kita sebagai pendaftar beasiswa. Mungkin tidak harus seserius diriku, namun juga tidak boleh main-main. Beasiswa ini cukup prestisius untuk didapatkan. LPDP tidak mungkin memberikan kesempatan pada yang setengah hati. Maka sepenuh hatilah. Niat diawal sangat berpengaruh ya.

Selanjutnya adalah, Seleksi Tes Bakat Skolastik. Sebetulnya hanya ada 60 soal dengan berbagai varian soal. Mulai dari yang cukup mudah hingga analisis yang sulit sekali.  Seleksi TBS merupakan tes untuk mengukur kemampuan kognitif dan intelegensi serta mengetahui minat dan bakat yang kamu miliki. Seleksi Bakat Skolastik terdiri dari tiga bagian yakni penalaran verbal, penalaran kuantitatif dan pemecahan masalah.

Dan yang terakhir adalah, Seleksi Wawancara. Sebetulnya seleksi inilah yang sangat aku yakini dan aku cukup percaya diri akan melewatinya dengan baik. Karena jika boleh jujur, kemampuan berbicarakulah yang paling bisa kuandalkan.

Adapun timeline yang harus diperhatikan pada tes LPDP gelombang 1 tahap 1 tahun 2021 adalah sebagai berikut:

Dari timeline diatas kita bisa menyimpulkan bahwa rentan waktu yang dihabiskan adalah sekitar 3 bulan. Jadi memang cukup lama, sehingga tidak perlu buru-buru resign dari pekerjaan sekalipun sudah resmi dinyatakan lulus beasiswa lpdp. Karena pada dasarnya LPDP memberikan waktu selama 18 bulan bagi calon awardee LPDP untuk mendapatkan LoA (Letter of Acceptance) dari kampus yang hendak dituju. 

Contoh kasusnya adalah diriku sendiri. Berdasarkan pengalamanku pribadi, Aku dinyatakan lulus LPDP pada tanggal 31 Agustus 2021. Namun, aku tidak langsung mendaftar ke universitas tujuan karena saat itu Aku masih disibukkan dengan berbagai rutinitas seperti mengajar, menghandle beberapa project dan juga aku harus mengkondusifkan beberapa keadaan terlebih dahulu sebelum akhirnya bisa bergerak untuk mendaftar ke kampus tujuan. 

Pada akhir tahun 2021 aku kembali berkontemplasi. Aku mulai menemukan "strong why" tentang pilihanku. Alasanku melanjutkan S2, tools apa yang harus aku pilih untuk mencapai goals yang aku inginkan. Ya, aku mulai menemukan itu semua. Sampai aku berada pada satu titik kesimpulan yaitu "Tidak harus UI untuk menjadi seorang Novia Handayani yang berdedikasi". Universitas Indonesia adalah salah satu univ yang aku pilih untuk jadi kampus tujuan namun ada beberapa alasan yang membuatku mengurungkan niatku untuk menempuh pendidikan di kampus terkemuka itu. Aku menemukan banyak sekali signal-signal mengapa aku tidak harus mendaftarkan diri ke UI. Selain karena surat rekomendasiku yang basah karena diterpa hujan saat aku melakukan perjalanan pulang dari Kampus Unsri Indralaya menuju Palembang, suasana kampus dan teman-temannya juga menjadi pertimbangan bagiku untuk tidak kesana. Seperti yang kalian tau bahwa aku sangat menyukai suasana baru. Aku merasa tidak nyaman jika harus bertemu dengan orang-orang yang sama saat aku menempuh pendidikan strata-1 di kampusku terdahulu. Aku merasa energinya tidak begitu baik untukku. Lagipula bahasa "lo,gue" bukanlah sapaan yang nyaman untuk kuucapkan.

Setelah memantapkan hati akhirnya aku mulai menentukan pilihan. Pilihanku jatuh pada Universitas Padjadjaran. Aku mengambil program Magister Ilmu Hukum (MIH). Perkuliahan pada program studi MIH menggunakan metode Interactive teaching and Student-centered Learning (SCL), Research Based Learning (RBL), Project Based Learning (PBL). Selain mendapatkan pengetahuan secara teoritis, Aku akan mendapatkan skills serta pengetahuan dari sisi praktik, bahkan pada tahun kedua sudah dapat memulai penelitian serta menyelesaikan studi strata-2 dengan baik.

Namun sebelum resmi menjadi mahasiswi pascasarjana magister ilmu hukum universitas padjadjaran, ada beberapa tahapan penting yang haru diketahui untuk mendapatkan LoA , yaitu:
1. Tes Kemampuan Akademik (TKA)
2. Tes Kemampuan Bahasa Inggris (TKBI)
3. SMUP (yang meliputi berkas dan wawancara)
Apasaja sih berkas yang harus dipersiapkan?
-Scanan Ijazah S1, Scanan Transkrip Nilai S1
-Data pribadi seperti Scanan KTP, KK, pass photo terbaru
-Statement of Purpose (Pernyataan Tujuan)
-Surat Rekomendasi
-Proposal dan PPT Rencana Tesis

Adapun biaya yang harus dipersiapkan adalah Rp.1.200.000,- dengan komposisi TKA Rp.450.000; TKBI Rp.150.000; dan SMUP Rp.600.000,-. Namun khusus untuk biaya pendaftaran kampus/SMUP nantinya akan direimburse (diganti) oleh pihak LPDP.

Aku mengikuti Tes Kemampuan Akademik (TKA) pada tanggal 28 Desember 2021, mengikuti Tes Kemampuan Bahasa Inggris pada tanggal 26 Maret 2022 dan mengikuti SMUP pada tanggal 19 Mei 2022. Jadi range-time nya cukup panjang. Lalu, pada tanggal 31 Mei 2022, Aku resmi dinyatakan lulus SMUP UNPAD gelombang 1 tahap 2 tahun 2022.
So, I'm here now!

Setelah dinyatakan lulus SMUP Unpad, Aku memutuskan untuk stop Program Pengayaan Bahasa (PB) yang diselenggarakan di LBI Universitas Indonesia. Aku mengikuti PB selama 3 bulan secara online-offline dan menetap di Depok selama 3 minggu saja. Pengalaman yang sungguh berkesan dan meningkatkan kemampuanku dalam berbahasa inggris. Terimakasih LPDP dan LBI UI.

Kemudian Aku langsung mendaftarkan diri untuk mengikuti program PK (Persiapan Keberangkatan). PK adalah program wajib yang harus diikuti oleh para awardee sebelum dinyatakan resmi menjadi Awardee LPDP. Aku mengikuti PK batch 189 Sembagi Aratula. Aku memilih menjadi bagian dari divisi acara. Disana aku berkesempatan menjadi Pemandu Ice Breaking dan juga MC Award di Acara Penutupan PK. Sungguh pengalaman yang begitu indah untuk dikenang.


Adapun beberapa tugas PK yang perlu diperhatikan adalah :
1. Tugas PK Angkatan : dilakukan bersama-sama
2. Tugas PK Kelompok : Membuat Yel-yel kelompok, Jargon Kelompok, Resume dan Highlight.
3. Tugas PK Individu : Menghafal Lagu Mars LPDP, Ikrar Penerima BPI LPDP, Profiling diri dan Kampanye Sosmed, Video Pendek, Reportase Inspirasi Lokal, dan Life Grand Map.

PROFILING DIRI



LIFE GRAND MAP


Meski PK dipenuhi dengan aneka tugas dan juga berlangsung selama 10 hari, PK adalah program wajib yang harus diikuti oleh seluruh calon awardee LPDP tanpa terkecuali. Setelah selesai PK, para peserta PK resmi dinyatakan sebagai awardee LPDP dan bisa langsung mengurus SP, LOG, dan juga simonev untuk pengajuan fund request. 

Menurutku LPDP adalah beasiswa yang cukup prestisius untuk diraih. LPDP menawarkan beasiswa dengan sistem fully funded. Bahkan diawal-awal perkuliahan, awardee LPDP akan diberikan fasilitas SA (Settlement Allowance), BA (Book Allowance) dan tentu saja LA (Living Allowance).

Nah jadi gimana? Apakah kalian tertarik menjadi bagian dari LPDP?
Jika iya, rajin-rajinlah berkunjung ke website https://lpdp.kemenkeu.go.id/
dan terbuka banget buat sharing sama aku via email: noviahandayani66@ymail.com 

Terakhir, mohon doakan studiku disini lancar. Aku paham bahwa 2 tahun adalah waktu yang singkat dan Aku selalu berharap agar waktu yang singkat itu menjadi barokah dan penuh manfaat. Aamiin. (nov)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2019 : Perjuangan Raih Gelar Sarjana!

Setelah berhasil melalui ujian kehidupan sepanjang akhir tahun 2017 hingga pertengahan tahun 2018, Akupun kembali mengurus semua urusanku sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Akupun kembali mendaftarkan diri sebagai Mahasiswi aktif semester 7 di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Saat melakukan pendaftaran ulang, aku hanya bisa mengambil mata kuliah PLKH (Pendidikan Latihan Kemahiran Hukum) yang terdiri dari 10 sks. Hal ini dikarenakan pada semester 6, aku telah mengambil matakuliah dengan bobot sebanyak 136 sks. Berdasarkan ketentuan kurikulum Fakultas, setiap mahasiswa harus memenuhi syarat studi 152 sks untuk lulus, sementara diriku sudah melampaui bahkan lebih 2 sks apabila 136 sks+ 10 sks PLKH + 4 sks KKL + 4 sks Srkripsi, maka totalnya menjadi 154 sks.  Pada semester 7, rutinitasku lebih teratur dan tidak semua kesempatan kuambil saat itu . Aku belajar menjalani hidup dengan lebih hati-hati. Selain PLKH, akupun menyempatkan diri untuk mengikuti kelas TOEFL Pre...

Episode Penting Yang Tak pernah Kurencanakan

Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun berganti tahun merangkai satuan waktu yang membentuk episode baru. Jika sebelumnya ada banyak episode yang kurencanakan, maka kali ini aku menemukan Episode Penting Yang Tak Pernah Kurencanakan. Saking pentingnya, episode inilah yang mampu menghantarkanku pada cita-cita dan tujuanku di dunia yang serba sementara ini dan di akhirat yang sangat kekal, InsyaAllah. Episode itu adalah Dodo. (Februari 2020) Nama yang tidak pernah kalian dengar setiap aku menceritakan kisah asmaraku. Namun nama ini tidak pernah absen ketika aku menceritakan kisah persahabatanku. Bukankah Narasi yang kubangun tentang Dodo teramat baik? Bukankah kubilang bahwa Dodo adalah orang pertama yang kutemui dan kumintai pertolongan setibanya di tanah Jawa saat hendak melanjutkan studi strata-2 di kota kembang itu? Bukankah aku bilang bahwa persahabatanku dan Dodo sudah pada level sebasengan. Yang art...

Spesialnya Bulan Romadhon : Nikmat Beribadah Bersama Keluarga

Bulan Romadhon adalah salah satu nama bulan dalam perkalenderan hijriah. Jadi, aku akan menjelaskan terlebih dahulu terkait perkalenderan hijriah dan perkalenderan masehi. 📌Pada perkalenderan hijriah tahun ini adalah yang ke 1441 H. Sedangkan perkalenderan masehi, tahun ini adalah yang ke 2020. Maka, jika dihitung selisihnya adalah sekitar = 2020-1441= 579 tahun. Mari kita baca penjelasannya. Kalender Masehi disebut juga sebagai kalender matahari atau kalender syamsiah. Perhitungan hari berdasarkan kalender matahari ini ditetapkan dan mulai diberlakukan oleh penguasa kerajaan Romawi pada tahun 47 bernama Julius Caesar. Kalender masehi dihitung berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari. Satu tahun dalam kalender masehi adalah lamanya bumi mengelilingi matahari, yaitu 365 hari 5 jam, 48 menit, 44 detik atau setara dengan 365 ¼ hari. Oleh karena itu setiap 4 tahun sekali dalam satu tahun ada 366 hari dan disebut sebagai tahun kabisat, yang berbeda hanyalah pada bulan ...