Langsung ke konten utama

Bandung's Life

14 Agustus 2022 adalah hari dimana aku meninggalkan kota Palembang. Kota yang dipenuhi oleh orang-orang terkasih. Kepergiaanku kali ini memang akan cukup lama karena tujuannya untuk melanjutkan studi di Kota Bandung, tepatnya di Magister Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran.

Tepat pukul 09.00 WIB, Ibu dan kakak perempuanku mengantarkanku ke Bandara. 
Ayah memang sengaja tidak ikut karena kondisi kesehatannya saat itu tidak terlalu baik. Lagipula ini bukan kepergianku yang pertama. 

Namun takbisa kupungkiri bahwa ini adalah kepergianku yang terlama. Jika selama ini aku hanya pergi paling lama selama 40 hari, namun kali ini sepertinya aku akan menghabiskan ratusan hari di tanah rantau.

Setibanya di Jakarta, aku sempat bertemu Dodo, teman sepermainanku pasca kampus. Dodo yang bekerja di daerah Tanggerang menyempatkan diri untuk bertemu denganku di Bandara Soetta. Kami menghabiskan waktu bersama hanya untuk sekedar sholat, makan dan mengobrol. Dodo juga membawakanku bekal snack yang sangat disukai Atikah. 

Untuk itu, aku sangat berterimakasih. Dodo adalah teman yang sangat baik, semoga Dodo bisa segera menikah dan menyempurnakan agamanya. Aamiin.

Dan tentusaja bukan dengan diriku karena aku dan dodo lebih serasi dalam hubungan pertemanan yakan? Lihatlah foto ini.

Setelah bertemu Dodo, pukul 15.00 WIB, Aku harus melanjutkan perjalanan dengan travel menuju kota Bandung. Sesampainya di Bandung, suasana kota sudah senja menuju malam, lampu-lampu kota menyala dan jalanan amatlah padat. Hari Minggu adalah hari dimana banyak orang menghabiskan waktu untuk liburan. Dan Bandung memang dikenal sebagai kota pariwisata yang menawarkan banyak sekali pilihan wisata untuk healing.

Namun barusaja turun dari mobil dan sedang menunggu gocar, tiba-tiba aku langsung dihampiri oleh seorang gadis yang menawarkan produknya. Lincah sekali mulutnya berbicara, seperti agen yang memang sudah terlatih. Begitulah Bandung, sangat kreatif dalam mencari peruntungan. Pengamen-pengamennya pun sangat serius menghibur. Intinya mereka tidak asal-asalan. Ada banyak selebgram, penulis buku, youtuber, penceramah, artis, atlet, dll di kota Bandung, kotanya para entertainer.

Belajar dari pengalaman, Aku langsung menolak penawaran gadis yang menawarkan cokelat itu. Lagipula aku sedang menunggu mobil jemputan. Ketika mobilnya tiba, aku langsung minta maaf dan meninggalkan gadis yang penuh semangat itu. 

Perjalanan cukup panjang, macet, dan disertai gerimis hujan. Bandung memang sering sekali dilanda hujan. Jadi salah satu barang wajib kita itu adalah payung. Sekitar 30 menitan, akhirnya aku tiba di kosan Atikah.

Atikah sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri. Aku pertama kali bertemu Atikah saat PMB UNSRI 2015, meski saat itu Atikah lupa jika ia pernah bertemu denganku. Atikah hanya ingat bahwa kami adalah satu kelompok saat ODD (Orientasi Dasar Pandega) di PRAMUKA UNSRI 2015. Darisanalah aku merasa akan menyenangkan jika bisa berteman baik dengan Atikah. Selain wujudnya yang sangat lucu dan menggemaskan, Atikah juga perempuan yang shaleha dan apaadanya. Bahkan ada satu moment yang sulit untuk dilupakan, yaitu ketika kami camp di hutan unsri, malam harinya aku dan Atikah pergi ke rumah warga untuk meminjam sandal namun akhirnya mendapatkan makanan dan minuman. Betapa Allah sebaik itu.

Sayangnya keikutsertaan kami di PRAMUKA UNSRI tidaklah lama, beberapa bulan berikutnya Aku pindah haluan dan ikut BEM KM UNSRI; sedangkan Atikah memilih bergabung bersama U-READ. Yang awalnya bernaung dalam sekret yang sama, setelah memilih keluar, kami akhirnya berada di dua sekret yang saling bersebrangan letaknya. Sesekali kami masih sering bertemu dan menyapa dengan hangat. 

Puncak pertemanan terjalin adalah pada akhir tahun 2016 ketika aku memutuskan untuk ikut tinggal di RU (Muslimah's House) bersama mba Halah, Atikah, Nurma, mba Dini Wulandari, mba Ani, mba Zulfa, mba Desi, mba Ayu, mba Dewi, Kak Hilna dll. Rumah itu sudah seperti rumahnya para ukhti-ukhti. Dan ketahuilah bahwa akulah yang paling sering pulang malam. Aku memang sangat sok sibuk saat itu.
Sampai akhirnya pada tahun 2017 aku mengalami kecelakaan tragis, satu persatu dari kamipun pindah dan menyelesaikan studi masing-masing.

Beruntungnya, komunikasi kami masih terjalin dengan baik. Kami tetaplah keluarga. Lagipula kesan baik yang dibangun di rumah itu membuat kami begitu nyaman satu sama lain. 

Waktu berjalan begitu cepat.
2021 adalah tahun dimana aku dan Atikah mengikuti seleksi LPDP dan akhirnya kami berdua lolos. 
Saat ini Atikah sedang mengikuti program PB LPDP di UPI, itulah mengapa aku akhirnya memilih untuk tinggal bersama Atikah sebelum mendapatkan kosan yang tepat untuk aku tempati. FYI, mencari kosan di Bandung tidaklah mudah.

Setibanya di kosan Tikah, aku merasa sangat bersyukur. Setidaknya aku punya tempat bernaung yang menyenangkan. Tikah adalah sahabat yang baik. Aku dan Tikah menghabiskan banyak waktu bersama. Mulai dari mengunjungi UPI, berbelanja di BORMA, mengikuti kajian, mengikuti seminar di ITB, hingga mengunjungi Unpad Jatinangor.

(foto di Universitas Pendidikan Indonesia)

(Foto di Balai Bahasa UPI)

(Foto saat berbelanja di BORMA)

(Foto saat mengikuti Kajian Keislaman)

(Foto saat di ITB)

(Foto saat mengunjungi Kampus UNPAD Jatinangor)

 3 Pekan kurang lebih kami habiskan bersama dengan berbagai nuansa dan cerita. Terimakasih Atikah dan Kembang Laundry Kost!

Setelah mendapatkan kostan, Akupun memutuskan untuk pindah. Aku menetap di Kost Mambo khusus putri. 

Dan beginilah kehidupanku dimulai.
Aku mulai mengurusi semua hal sendirian.
Hidup di Bandung tidak sulit, namun juga tidak bisa dibilang mudah.

Semangat semuanyaa. nikmati dan syukuri hadiah dari Allah SWT. (nov)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku dan Riwayat Penyakitku

Sebagai  manusia biasa, ada kalanya kita terkena penyakit ataupun musibah yang menyerang daya tubuh. Begitupula dengan diriku, sejak usia balita aku pernah mengalami penyakit step. Step adalah kejang demam yang juga berpotensi menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan benar. (Aku menganggap peristiwa ini adalah sebuah karunia dari Allah SWT, pasalnya aku berhasil melewati masa kritis pertamaku).  Setelah kejadian itu, aku jarang sekali sakit. Aku bahkan tumbuh menjadi anak yang sehat dengan postur tubuh yang gemuk gempal dan menggemaskan.  Namun, ketika kelas 3 SD, aku kembali mengalami step. Penyakit itu ternyata muncul lagi. Nyaris 1 bulan aku libur sekolah. Aku yang sulit sekali mengkonsumsi obat, harus menggunakan pisang sebagai penawarnya. Pisang putri adalah favoritku dan jika ibu tidak membelikannya maka aku menolak untuk makan obat. Aku memang sangat keras kepala. Aku bahkan rela mati jika tidak ada pisang (saat itu). Jika diingat-ingat betapa konyolnya diriku. Setelah i

Menikah! (Episode Baru Tiap Hari)

Gak nyangka menikah itu seluar biasa iniiii~ Yuk simak ceritaku.. Well, aku baru banget nikah sama Mamas itu 5 Februari 2023, kalo dihitung-hitung yaa belum ada sebulan. Tapi percaya atau enggak, menikah itu memuat episode baru tiap hari. Kenapa aku bilang begitu? Yaa karena tiap hari aku menemukan hal-hal baru yang belum pernah kutemui sebelumnya. 1. Menetap di tanah Rantau Sebagai orang yang lahir dan berkembang di Pulau Sumatera, jauh dari rumah adalah sebuah tantangan tersendiri bagi kami. Novi dan Mamas tentunya sangat nyaman tinggal di Palembang. Selain dekat dengan orangtua, kami punya circle dan jejaring yang baik di kota pempek itu. Terlebih kami berdua memang suka sekali makan makanan palembang seperti pempek, kemplang, tekwan, model, dan sebagainya yang tidak kami temui di tanah rantau. Maksudnya, kualitas makanan dan harganya yang tidak sama hehehe. Tidak hanya tentang makanan, menetap di tanah rantau adalah pilihan yang terbilang tidak m