Langsung ke konten utama

15/365 (2022) : Mengurai Cerita di 2021

Time flies so fast.
Waktu berjalan sangat cepat.
Bahkan begitu cepat sehingga kita kesulitan mengingat semua moment yang pernah terjadi dalam rentan waktu tertentu.

Sekali lagi, aku menulis cerita ini semata-mata hanya untuk catatan pribadi sekaligus cara untuk berbagi. Karena menurutku, "Makna berbagi tidak hanya sebatas pada angka melainkan meluas pada makna."

Tahun 2021 adalah tahun dengan dinamika kehidupan yang cukup kompleks. Diawal tahun 2021, Kita masih hidup dalam suasana pandemi. Semua akses masih dalam keterbatasan. Ditambah lagi dengan regulasi birokrasi yang semakin rumit dari hari ke hari. Namun, Aku tetap optimis dalam mengembangkan usahaku. Aku juga terlibat dalam beberapa project entrepreneur dan event community. Sayangnya diawal Februari 2021, Aku divonis menderita sebuah penyakit dengan grade yang cukup serius dan mengharuskanku berurusan dengan poli bedah di rumah sakit. Pada tanggal 9 Februari 2021 aku menjalani operasi dan membutuhkan waktu sekitar 40 hari untuk pemulihan. Untungnya aku sembuh lebih cepat dari perkiraan dokter (90 hari) dan aku hanya menjalani check-up sebanyak 2 kali. Dokter bilang, "pemulihan yang cepat biasanya dipengaruhi oleh suasana hati dan pikiran yang sangat baik." Dan benar saja, saat itu memang aku sudah tidak memikirkan urusan dunia, aku fokus pada kesembuhanku, dan aku dikelilingi orang-orang yang amat mencintaiku. 

Tentang Operasi, aku akan bercerita sedikit. Sebetulnya jika aku lebih cepat memeriksakan keadaanku ke faskes (fasilitas kesehatan), mungkin tidak akan separah itu. Aku mulai mengalami kesakitan pada desember 2020, namun tidak begitu kuhiraukan. Aku kira hanya sakit biasa. Tapi nyatanya, sakitnya makin parah. Mulai timbul gejala-gejala yang menurutku cukup membahayakan. Akhirnya tanggal 4 Februari 2021 kuputuskan untuk pergi ke puskesmas terdekat. Sayang seribu sayang, penyakitku sudah bertumbuh menjadi grade 3 on going grade 4. Menyeramkan sekali bukan? Awalnya aku sedih sekali. Aku merasa bahwa hidupku akan segera berakhir. Dihari itu juga akhirnya aku di rujuk ke rumah sakit terdekat, dokter bilang kalo ada 2 cara pengobatannya : yang pertama adalah dengan mengkonsumsi beberapa obat dalam rentan waktu tertentu (bisajadi seumur hidup), dan yang kedua adalah menjalani operasi.
Tanpa pikir panjang dan tanpa berdiskusi dengan orang tua, Aku langsung memutuskan untuk menyepakati opsi operasi. Pada tanggal 6 Februari 2021, Aku melakukan test PCR yang harganya Rp.875.000,- dan hasilnya dapat diambil pada keesokan harinya. Tapi jangan khawatir, karena aku merupakan pengguna BPJS Mandiri (bayar sendiri), Aku tidak perlu lagi memikirkan perihal biaya. Semua biaya operasiku ditanggung oleh BPJS. Namun, seperti yang kita ketahui bahwa Rumah Sakit tidak pernah mengcover obat-obatan yang harganya diatas Rp.200.000,-. Jadi kalo dihitung-hitung, seluruh biaya operasiku sekitar Rp.11.000.000,- (ditanggung BPJS) dan biaya recovery yang harus kukeluarkan sekitar Rp. 2.000.000,- Well, lumayan yah. Jadi apakah kalian mau operasi juga? Aku saranin untuk gakusah coba-coba. Please trying to be aware on yourself!
Jadi saranku adalah ketika kalian mengalami atau merasakan kesakitan di dalam atau diluar tubuh kalian,  baik bagian atas ataupun bawah, please check your condition to doctor and get a solution definetely ! 

Operasi yang kujalani berhasil dan Rumah Belajarku tetap beroperasi. Untungnya Aku tidak kerja sendirian. Aku bekerjasama dengan kakak perempuanku, beliau menghandle banyak hal dan aku mempercayainya. Setelah mulai bisa beraktivitas, di pertengahan bulan Maret 2021, Aku memutuskan untuk mengikuti PKPA (Pendidikan Khusus Profesi Advokat) yang diselenggarakan oleh FHP Law School yang bekerjasama dengan DPN (Dewan Pengacara Nasional) Indonesia. Aku mengikuti PKPA selama 1 bulan penuh secara online. Dan dinyatakan lulus Ujian Profesi Advokat (UPA) pada bulan Juni 2021. 

Selama mengikuti PKPA, Aku juga mencoba mengikuti seleksi Beasiswa LPDP pada tahun 2021. Ada 3 tahap seleksi yang harus diikuti yaitu Seleksi Berkas, Seleksi TBS (Tes Bakat Skolastik), dan Seleksi Wawancara. Semua tahapannya cukup menguras energi, pikiran dan juga waktu. So you have to well prepare! (Nanti aku bakal secara resmi buat konten khusus tentang LPDP setelah fix mulai kuliah S2).
Sekarang aku share bukti lulus beasiswa LPDPnya dulu yaa.
Honestly, Lulus LPDP is my dream.

Nah begitulah cerita pengalaman akademikku di tahun 2021. Takhanya itu, Aku juga mengikuti Seleksi Nasional CPNS formasi APP (calon hakim) namun aku gagal ditahap SKB. It's okay, that's not my dream. Sebenernya mimpi aku tu sangat sederhana, Aku hanya ingin menjadi seorang Dosen Hukum yang juga aktif didunia praktisi, punya yayasan dan bisnis serta menjadi istri dan ibu yang tangguh bagi suami dan anak-anakku kelak.

Seperti yang kalian tahu bahwa tanggal 15 November 2021, usiaku genap 24 tahun. Usia yang terbilang tidak muda lagi. Perempuan seusiaku justru sudah banyak yang menikah dan punya anak. Sedangkan aku seolah masih berkutik pada rencana, target dan impianku. Orang-orang melihatnya seolah aku tidak ingin menikah. Padahal, aku sedang mengikhtiarkan hal itu. Percayalah.
Aku tentu punya target menikah. Hanya saja aku tidak ingin terkesan buru-buru dan gegabah. Menikah tidak semudah membalikkan telapak tangan. Harus ada persiapan yang matang. Matang secara mental, matang secara emosional, matang secara intelektual, matang secara spiritual, matang secara finansial dan matang secara usia. Semua hal itu tentu berpengaruh terhadap bahtera rumah tangga yang hendak dibangun dan dijaga.

Oleh karena itu, tahun 2021 kuhabiskan dengan agenda mengikuti berbagai kegiatan pelatihan, webinar, event seminar, halaqoh, kajian, kondangan, bermain, jalan-jalan, nonton, ngegames, dan sesekali juga aku diamanahi mengisi beberapa kegiatan dan webinar, terlibat dalam kepanitiaan dan lain sebagainya. Semua hal itu aku lakukan untuk memperluas relasi dan koneksi. At least, aku tetap semangat terlibat dalam agenda dakwah dan kegiatan positif lainnya.

Selebihnya aku bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup, kesempatan untuk terus belajar, kesempatan untuk terus bertumbuh bersama orang-orang baik yang terus mengingatkanku betapa pentingnya menjadi orang baik.

"Novi, menjadi orang penting itu baik. Tapi yang lebih penting adalah menjadi orang baik. Karena apa? Karena Betapa banyak orang penting yang saat ini justru berprilaku tidak baik."
Be smart, positive and always believe in Allah.(nov)

Komentar

Keren sekali aktivitas mbak novi di tahun 2021 ini. I mean, walaupun dalam kondisi pandemi, tapi masih diisi dengan kegiatan-kegiatan yang positif.
Eh aku baru tahu loh kalo dirimu ternyata baru-baru dioperasi. Tapi Alhamdulillah udh sehatan kan skrg?

O iya tahun 2021 pun menjadi awal pertemuan kita gak sih hahahaa
Novia Handayani mengatakan…
aktivitas kak aldan juga gak kalah keren kok. malah sangat berdampak sekali.
huwaa iyaa waktu aku operasi, kita belum kenal hehe.. sekarang udah sehat banget alhamdulillah. aku tu jarang banget sakit sih dan, tapi kalo sakit beneran parah.
2021 kita akhirnya jadi sahabat baik, masyaallah. happy banget bisa kenal aldan 😇

Postingan populer dari blog ini

2019 : Perjuangan Raih Gelar Sarjana!

Setelah berhasil melalui ujian kehidupan sepanjang akhir tahun 2017 hingga pertengahan tahun 2018, Akupun kembali mengurus semua urusanku sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Akupun kembali mendaftarkan diri sebagai Mahasiswi aktif semester 7 di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Saat melakukan pendaftaran ulang, aku hanya bisa mengambil mata kuliah PLKH (Pendidikan Latihan Kemahiran Hukum) yang terdiri dari 10 sks. Hal ini dikarenakan pada semester 6, aku telah mengambil matakuliah dengan bobot sebanyak 136 sks. Berdasarkan ketentuan kurikulum Fakultas, setiap mahasiswa harus memenuhi syarat studi 152 sks untuk lulus, sementara diriku sudah melampaui bahkan lebih 2 sks apabila 136 sks+ 10 sks PLKH + 4 sks KKL + 4 sks Srkripsi, maka totalnya menjadi 154 sks.  Pada semester 7, rutinitasku lebih teratur dan tidak semua kesempatan kuambil saat itu . Aku belajar menjalani hidup dengan lebih hati-hati. Selain PLKH, akupun menyempatkan diri untuk mengikuti kelas TOEFL Pre...

Episode Penting Yang Tak pernah Kurencanakan

Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun berganti tahun merangkai satuan waktu yang membentuk episode baru. Jika sebelumnya ada banyak episode yang kurencanakan, maka kali ini aku menemukan Episode Penting Yang Tak Pernah Kurencanakan. Saking pentingnya, episode inilah yang mampu menghantarkanku pada cita-cita dan tujuanku di dunia yang serba sementara ini dan di akhirat yang sangat kekal, InsyaAllah. Episode itu adalah Dodo. (Februari 2020) Nama yang tidak pernah kalian dengar setiap aku menceritakan kisah asmaraku. Namun nama ini tidak pernah absen ketika aku menceritakan kisah persahabatanku. Bukankah Narasi yang kubangun tentang Dodo teramat baik? Bukankah kubilang bahwa Dodo adalah orang pertama yang kutemui dan kumintai pertolongan setibanya di tanah Jawa saat hendak melanjutkan studi strata-2 di kota kembang itu? Bukankah aku bilang bahwa persahabatanku dan Dodo sudah pada level sebasengan. Yang art...

Spesialnya Bulan Romadhon : Nikmat Beribadah Bersama Keluarga

Bulan Romadhon adalah salah satu nama bulan dalam perkalenderan hijriah. Jadi, aku akan menjelaskan terlebih dahulu terkait perkalenderan hijriah dan perkalenderan masehi. 📌Pada perkalenderan hijriah tahun ini adalah yang ke 1441 H. Sedangkan perkalenderan masehi, tahun ini adalah yang ke 2020. Maka, jika dihitung selisihnya adalah sekitar = 2020-1441= 579 tahun. Mari kita baca penjelasannya. Kalender Masehi disebut juga sebagai kalender matahari atau kalender syamsiah. Perhitungan hari berdasarkan kalender matahari ini ditetapkan dan mulai diberlakukan oleh penguasa kerajaan Romawi pada tahun 47 bernama Julius Caesar. Kalender masehi dihitung berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari. Satu tahun dalam kalender masehi adalah lamanya bumi mengelilingi matahari, yaitu 365 hari 5 jam, 48 menit, 44 detik atau setara dengan 365 ¼ hari. Oleh karena itu setiap 4 tahun sekali dalam satu tahun ada 366 hari dan disebut sebagai tahun kabisat, yang berbeda hanyalah pada bulan ...