Again and again, I always say "time runs so really fast".
Rasanya baru kemarin Aku merasakan moment lulus dari Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Namun ternyata yang kusebut "kemarin" itu adalah 3 tahun yang lalu. Ya, itu adalah tahun 2019, tahun dimana aku banyak sekali belajar. Tahun dimana rutinitasku berada pada puncak kepadatannya. Tahun dimana aku merasa bahwa hidup ini memang harus diperjuangkan.
Menjadi lulusan terbaik membuatku langsung berkesempatan magang di PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara) Palembang. Aku menghabiskan 2 bulan pertamaku disana sebelum akhirnya aku mendapatkan beasiswa ADP (Activist Development Program) dan memilih resign dari pekerjaanku sebagai staff pos bantuan hukum (posbakum). Selama mengikuti ADP, Aku tidak hanya belajar bahasa inggris (TOEFL) melainkan juga belajar tentang bagaimana dunia ini bekerja. Sebagai seorang ekstrovert, sulit sekali bagiku untuk menyembunyikan perasaan. Aku yang cenderung terbuka, jujur dan apaadanya ternyata dianggap sulit beradaptasi dengan lingkungan dan suasana baru. Meski banyak tuai tangis, darisanalah karakterku berubah drastis. Aku menjadi lebih selektif memilih lingkungan pertemanan. Aku berkesimpulan bahwa orang yang pantas dijadikan teman adalah mereka yang memperlakukan kita dengan pantas.
Satu setengah bulan kuhabiskan di Kampung Inggris, Pare, Jawa Timur. Aku belajar siang-malam walaupun tidak ada perkembangan yang significant. Final Resultku juga tidak terlalu bagus. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke Palembang dan melanjutkan kehidupan. Sesampainya di Palembang, aku kembali disibukkan dengan berbagai rutinitas sosial. Aku juga beberapa kali mendapatkan tawaran pekerjaan namun belum ada satupun yang cocok. Sampai akhirnya aku memilih untuk aktif di dunia kerelawanan dan mengisi hari-hariku dengan berbagi cinta dan kasih kepada mereka yang membutuhkan. Aku juga mengikuti kompetisi KMA 2020. Namun Pandemi tiba-tiba melanda negeri ini, aku yang awalnya memiliki mobilitas yang sangat tinggi akhirnya terpaksa harus menetap di rumah.
Diluar dugaan, Pandemi melanda selama berbulan-bulan. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk mencari pengalaman kerja dibidang parenting, karena saat itu aku memang sedang mendalami ilmu parenting. Alhasil aku diterima bekerja menjadi seorang pengajar sekaligus program manager disebuah daycare. Aku hanya bekerja selama 1 bulan karena setelahnya aku membuka bisnisku sendiri. Aku membuka Rumah Belajar Handayani (RBH) sejak Juli 2020 dan terus berkembang sampai saat ini.https://instagram.com/rumbelhandayani
Selaras dengan misiku, rencana Allahpun luar biasa indah. Tahun 2021 Aku mendapatkan beasiswa PKPA, lulus UPA, lulus Beasiswa LPDP, bahkan lulus SKD CPNS MA tanpa belajar. Alasan tidak belajar tentu saja bukan karena diri ini merasa pintar, hanya saja aku belum mau menjadi CPNS. Jikapun harus menjadi PNS, maka pilihanku jatuh kepada profesi dosen. Aku ingin menjadi sosok yang merdeka dengan pekerjaan yang sifatnya professional.
Meski terbuka banyak sekali pilihan untukku, 2021 juga mejadi tahun yang begitu berat jika aku langsung menentukan pilihan. Alhasil aku memilih untuk jalan pelan, mengkondisikan banyak hal sebelum akhirnya pergi merantau ke tanah jawa dalam misi menuntut ilmu. Setelah semuanya terkondisikan, baik itu bisnis, kondisi rumah, kondisi orangtua, kondisi keuangan keluarga dan lain sebagainya. Dengan bismillah aku membulatkan tekad untuk melanjutkan studi.
Pada tahun 2022 akhirnya akupun resmi diterima sebagai Mahasiswi Magister Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran. (nov)
Komentar